KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 036 TAHUN 1979
DASADARMA PRAMUKA
Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka
Menimbang
|
:
|
1. bahwa dalam memorandum
Musyawarah Nasional Tahun 1978 telah dilimpahkan kepada
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk memperbaiki dan menyempurnakan
formulasi Dasardarma Pramuka yang tercantum dalam Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka No. 123/KN/78 Tahun 1978 sehingga sistematis,
enak didengar, dan mudah dihafal.
|
|
|
2. bahwa berkenaan dengann itu
perlu segera dikeluarkan suraat keputusan tentang perbaikan dan penyempurnaan
formulasi Dasadarma Pramuka
|
;
Mengingat :
|
1. Keputusan Presiden Republlik
Indonesia No. 238 Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 12 Tahun 1971;
|
|
2. Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan No. 045/KN/74 Tahun 1974 tentang Anggaaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka;
|
|
3. Lampiran III Keputusan
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka No. 123/KN/78 Tahun 1978;
|
Memperhatikan :
|
Keputusan Rapat Kwartir Nasional
terbatas tentang Dasadarma Pramuka tanggal 24 Januari 1979;
|
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
|
:
|
Mencabut Dasadarma Pramuka
sebagaimana tercantum dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
No. 123/KN/78 tahun 1978.
|
Kedua
|
:
|
Mengesahkan Dasadarma Pramuka
beserta penjelasannyasebagaimana tercantum dalam lapiran I dan lampiran II
keputusan ini.
|
Ketiga
|
:
|
Hal-hal lain tentang Dasadarma
Pramuka, yang berhubungan dengan paearubahan pasal-pasal Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka yang lain, akan ditentukan kemudian oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka dengan memperhatikan keputusan Musyawarah Nasional
Gerakan Pramuka yang berhubungan dengan hal ini.
|
Apabila ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembentulan sebagaimana
mestinya.
|
Keputusan
ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan
di Jakarta, Pada tanggal 28 Februari 1979
|
|
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,
Ttd.
Letjen
TNI (Purn) Mashudi
|
LAMPIRAN II SURAT KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 036 TAHUN 1979
PENJELASAN DASADARMA PRAMUKA
1. Umum
2. Dasadarma adalah ketentuan moral untuk setiap
anggota Gerakan Pramuka sehingga merupakan suatu tuntunan sikap dan lakkkuk
yang berisi nilai-nilai yang harus menjadi tolak ukur manusia yang diidamkan.
3. Bagi anggota Gerakan Pramuka yang tidak
mematuhinya akan menimbulkan rasa kurang dan salah sehingga dalam dirinya
timbul kesadaran bahwa ia melanggar sesuatu, meskipun tidak diatur dengan
ketentuan-ketentuan sanksi.
4. Dalam suatu proses belajar, seseorang akan
menerima pengertian mengembangkan otoidentifikasi (tahu diri pribadi) dan
melaksanakan ototransformasi (mengembangkan diri pribadi). Sejak awal, proses
ini dimantapkan dengan mengulang-ulang tuntunan melalui bimbingan dan teladan
dari orang dewasa, Dariniat meniru ke tingkat identifikasi sampai tingkat
pemillihan itu, anak didik memerlukan dan mencari penuntun.
5. 5. Usaha pendidikan dalam Gerakan
Pramuka akan lebih bertepat guna apabila anak didik memperoleh tuntunan,
teladan , dan personifikasi identifikasi (tokoh yang diidamkan) dari
lingkungannya, lingkungan yang palling baik dan dekat adalah pembinanya,
kemudian andalannya.
6. Karena itu Dasadarma Pramuka Indonesia juga
harus dihayati dan diamalkan oleh orang dewasa, Pembina, dan andalam. Untuk
Pramuka Penggalang, Dasadarma perlu dijabarkan, dijelaskan, dan diallihkan
dalam bentuk yang sederhana. Untuk Pramuka Penegak/Pandega dan orang dewasa,
perlu terus-menerus ditanamkan melalui pemikiran dan pengertian yang lebih
mendalam.
7. Pokok-pokok Pengertian
a.
Dasadarma adalah
ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang harus
ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi manusia
berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu
menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.
b.
Republlik Indonesia
adalah Negara hokum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan
Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya
sehari-hari.
c.
Dasadarma yang berarti
sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji,
ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka
pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi
dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
d.
Penjelasan
masing-masing Darma
Pendahuluan
Darma pertama: Takwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa
Apa yang
tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yaterdapat
dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya,
ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau
dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam
Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku
ataupun sikapnya, Atau dengan kaata lain yang ada di dalam
Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di
dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam
Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan
Pengertian
Takwa
a. Pengertian takwa
adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti,
mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara,
dan lain-lain.
b. Pada hakekatnya takwa
adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan
hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi
tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik
didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata
dengan takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:
A.
Bertahan terhadap
godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan
hawa nafsu.
B.
Taat melaksanakan
ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala
yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta
seluruh umat manusia.
C.
Mengembalikan,
menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung
itu.
Tuhan
Di sini kita dapat
mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari
kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan
sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para
Nabi/ Rosul.
a. Dari segi kemanusiaan
(akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang
menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse
prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang
ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
b.
Dari wahyu Tuhan
sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabdaNya di dalam
Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa,
Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia
tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya,
alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat
yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada
bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita
dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang
terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita
juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat
membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini
juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia,
kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
c.
Esa = satu/tunggal.
Maksudnya
bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang
dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah
mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada Tuhan selain Allah”.
d.
Berbicara
tentang pengertian takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari
pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang
menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap
sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan
Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas
terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang
Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan
berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesama manusia atau terhadap masyarakat mencakup
berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah,
tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan
lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan
kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap
sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka
memelihara, beradab, dan sebagainya, akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan
mengandung unsure peri kemanusiaan. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi:
memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri
dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, tamak, lekas
putus asa, dan sebagainya. Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsur budi
pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Pelaksanaan
1. Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang
mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka
sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu
diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau
hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret
dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan
tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat
dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan
apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang
takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan
kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini.
Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi
tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan
sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti
tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap
hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret
dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan
lain.
Sebagai Contoh.
Sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain
adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada
Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia
itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap
membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya.
2. Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan
ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan
mulai dari bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan
permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah.
Kalau anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang
menjadi pribadi yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan
berguna bagi sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada
lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
3. Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah.
4. Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari
besar agama.
5. Menghormati orang beragama lain.
6. Menyelenggarakan ceramah keagamaan.
7. Menghormati orang tua.
Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
Pengertian
1.
Tuhan Yang Mahaesa
telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang,
tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam. Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah
selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun. Sebagai
makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta
dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah,
melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan
tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta
menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara
kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber
alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan
dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang. Di samping itu,
sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus
memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut,
perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut
menduduki tempat yang penting pula.
2.
Yang dimaksud dengan
cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita
alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan
bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau
mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat
mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian
dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa. Khususnya sebagai seorang
Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain
sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai
ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha
meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan
memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.
3.
Darma ini adalah
tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
Pelaksanaan
1.
Membawa peserta didik
kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis
tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah
masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
2.
Begitu pula halnya
sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat
masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga
memelihara dengan baik binatang yang mereka meliki.
3.
Kasih saying sesama
manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk
terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib
dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama
antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun
tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
4.
Siapa pun yang kita
kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih
saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan
Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang
tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
Darma
Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
Pengertian
1.
Patriot berarti putra
tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka
adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
2.
Sopan adalah tingkah
laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah
tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain.
3.
Ksatria adalah orang
yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat
gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran,
dan kepahlawanan.
4.
Seorang Pramuka yang
mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu
kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi
martabat bangsanya.
5.
Darma ini adlah
tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
Pelaksanaan
1.
Membiasakan dan
mendorong anggota Pramuka untuk:
a.
menghormati dan
memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
b.
mengenal
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong,
ramah tamah, religious, dan lain-lain.
c.
Mencintai bahasa, seni
budaya, dan sejarah Indonesia.
d.
Mengerti, menghayaati,
mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
2.
Mengenal adat-istiadat
suku-suku bangsa di Indonesia.
3.
Mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan
membela yang lemah dan yang benar.
4.
Membiasakan diri
berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
5.
Menghormati orng tua,
guru dan pemimpin.
Darma
keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
Pengertian
1. Patuh berarti setia dan bersedia melakukan
sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
2. Musyawarah adalah laku utama seorang democrat
yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar
dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan
yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat
dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
3. Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila keempat.
Pelaksanaan
1. Membiasakan diri untuk menepati janji,
mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di
RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku. Misalnya,
setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan
lain-lain.
2. Belajar mendengar pendapat orang, menghargai
gagasan orang lain.
3. Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan
dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak
4. Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum
melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.
Darma kelima: Rela menolong dan tabah
Pengertian
1.
Rela atau ikhlas
adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa
pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang
lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat
menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan
yang dihadapi.
2.
Tabah atau ulet adalah
suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan
tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3.
Darma ini adalah
tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
Pelaksanaan
1.
Membiasakan diri cepat
menolong kecelakaan tanpa diminta
2.
Membantu menyeberang
jalan untuk orang tua, wanita.
3.
Memberi tempat di
tempat umum kepada orang tua dan wanita.
4.
Membiasakan secara
bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah,
dan dimasyarakat..
Darma keenam : Rajin,
terampil, dan gembira
Pengertian
1.
Rajin
Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan
mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca,
menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam
mendidik diri.
Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian
cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang
dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa
tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2.
Terampil
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri.
Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta
dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3.
Gembira
Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang
baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang
lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi.
Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya
untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa
tenang, dan seimbang.
Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan
optimistis.
Sikap ppositip, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga
menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang
menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
4.
Rajin, terampil, dan
gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
Pelaksanaan
1.
Rajin
a.
Biasakan membaca buku
yang baik.
b.
Biasakan untuk membuat
karya tulis.
c.
Selenggarakan
diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
d.
Tentukan jadwal harian
yang tetap untuk belajar.
e.
Belajar selama dua jam
sehari adalah layak.
f.
Atur kegiatan dengan
menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
g.
Membiasakan untuk menyusun
jadwal kegiatan sehari-hari.
2.
Bekerja
a.
Jelaskan bahwa dibalik
kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang
baik dan berguna.
b.
Biasakan bekerja
menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
c.
Jangan terlula cepat
menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
d.
Hargai dan atonjolkan
suatu prestasi kerja.
e.
Berikan beban dan
tugas yang terus berkembang.
f.
Berusaha untuk bekerja
dengan rencana.
g.
Bergembiralah dalam tiap
usaha.
h.
Selesaikan setiap tugas
pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3.
Terampil
a.
Pilihlah suatu jenis
kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
b.
Latihan terus-menerus.
c.
Jangan cepat puas
setelah selesai mengerjakan sesuatu.
d.
Mintalah tuntunan dari
orang yang lebih berpengalaman.
e.
Jangan menolak tugas
pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
Darma
ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
Pengertian
1.
Hemat
a.
Hemat bukan berarti
“kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan
mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya.
b.
Secara rohaniah, dapat
berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan
yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri
sendiri). Menghemat bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam
memberi kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan
sebagainya) yang lebih menguntungkan.
c.
Secara material, dapat
berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak
berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
2.
Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti”
sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya
sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia
senantiasa waspada. Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung,
dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus
cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Ia
harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3.
Bersahaja
Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan
yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan
penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup
dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag
lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja
juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
Pelaksanaan
1.
Menggunakan waktu
dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
2.
Tidak ceroboh.
3.
Bertindak dengan
teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari
luar.
4.
Sadar akan dirinya sebagai
suatu pribadi.
5.
Berpakaian yang
sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
6.
Meneliti sahulu
sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
7.
Penggunaan listrik (siang
hari dimatikan).
8.
Pengguna air tidak
terbuang percuma.
9.
Memeriksa pekerjaan
sebellllum diserahkan kepada Pembina.
10.
Menggunakan uang jajaan
dengan hemat.
11.
Membiasakan anak
belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
12.
Memberi anak tanggung
jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
13.
Membiasakan untuk
menabung
14.
Bekerja berdasarkan
manfaat dan rencana.
Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
Pengertian
1.
Disiplin dalam
pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau
ketentuan dan peraturan.
2.
Dalam pengertian yang
lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
3.
Berani adalah suatu
sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
4.
Dengan demikian, maka
berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan
peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani
berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
Pelaksanaan
1.
Berusaha untuk mengendalikan
dan mengatur diri (self disiplin).
2.
Mentaati peraturan.
3.
Menjalani ajaran dari
ibadah agama,
4.
Belajaaar untuk
menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5.
Patuh dengan pertimbangan
dan keyakinan.
Darma kesembilan: Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya,
Pengertian dan Pelaksanaan
Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat
baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab
terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
1.
Segala sesuatu yng
diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
2.
Segala sesuatu yang
dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
3.
Pramuka harus berani
bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang
diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit
dilaksanakannya.
4.
Seorang Pramuka tidak
akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari.
Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab
yang besar kepadanya. Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu
dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
a. Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu
jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lai n
terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
b. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya,
perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan
yang dibuat-buat.
c. Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan
sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya.
d. Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan
pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak
baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
e. Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan, Tujuan
adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan
segalati ngkah lakunya.
Darma
kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
Pengertian
1. Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila
Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
2. Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka
tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada
hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
3. Suci dalam perkataan setiap apa yang telah
dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung
perasaan oeng lain.
4. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari
pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu
berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan
keluarga.
5. Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan
perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan
jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”
Pelaksanaan
1. Seorang Pramuka selalu menyumbangkan
pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap
yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga
timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan
berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan
menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak
percaayaan orang lain.
3. Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi
dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan
yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4. Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu
agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan
perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan
yang nyata.
5. Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan
perbuatannya.
Jakarta, 28 Februari 1979
Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka
Ketua,
ttd
Letjen TNI (Purn) Mashudi